Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (Agung Pambudhy/detikcom)
Banda Aceh - Cakupan vaksinasi COVID-19 di Aceh
terbilang rendah hingga disorot oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin. Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) mengungkap penyebab rendahnya vaksinasi COVID di sana.
"Pada waktu kita survei awal memang Provinsi
Aceh di dalam survei menyebutkan masih banyak yang masih ragu-ragu dan
menyatakan menolak untuk divaksin," ujar juru bicara vaksinasi COVID-19
Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi kepada centralmedia, Rabu (17/11/2021).
Siti menyebut keraguan masyarakat Aceh terhadap
vaksin COVID-19 karena berbagai hal. Salah satunya takut akan efek samping.
"Ada karena kepercayaan, masih ragu, takut efek
samping," jelas Siti.
Saat ini, pemerintah pusat dan Pemprov Aceh tengah
mengupayakan secara maksimal sosialisasi terkait vaksinasi COVID-19. Sejumlah
pendekatan terus dilakukan.
"Berbagai pendekatan dengan toma (tokoh masyarakat)
juga kita lakukan untuk mengajak masyarakat untuk yakin dan tidak termakan hoax
agar bisa segera divaksin," imbuhnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan,
hingga 17 November pukul 18.00 WIB, dari target sasaran 4.028.891 penduduk
cakupan vaksinasi dosis pertama di Aceh baru mencapai 35,16 persen dan dosis
kedua sebesar 19,16 persen.
Ma'ruf Amin meminta Pemerintah Provinsi Aceh
mengakselerasi program vaksinasi COVID-19. Cakupan vaksinasi di wilayah ini
masih rendah di bawah capaian nasional.
"Persentase yang sudah divaksin dua kali di
Provinsi Aceh paling sedikit dari seluruh provinsi di Sumatera," ujar
Wapres dikutip dari laman Setkab, Rabu (17/11/2021). Hal ini dia ungkapkan saat
memimpin rapat koordinasi mengenai Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan
Pelayanan Publik di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, kemarin.